Sabtu, 05 Mei 2012

Teori Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh seorang orang atau beberapa orang yang berkenaan dengan suatu masalah. Tindakan tersebut dapat berupa kebijakan pengambilan keputusan yang biasanya bukan merupakan keputusan tunggal, artinya keputusan diambil dengan cara mengambil beberapa keputusan yang saling terkait dengan masalah yang ada. Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Ada beberapa definisi teori pengambilan keputusan menurut beberapa tokoh diantaranya sebagai berikut.

DEFINISI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENURUT BEBERAPA TOKOH:

  •      Fred Luthans dalam bukunya Perilaku Organisasi menyebutkan bahwa pengambilan keputusan didefinisikan secara universal sebagai pemilihan alternatif.
  •      Chester Barnard dalam The Function of the Executive bahwa analisis komprehensif mengenai pengambilan keputusan disebutkan sebagai suatu “proses keputusan yang merupakan teknik untuk mempersempit pilihan”.
  •    Sementara dalam bahanajar DR. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM bahwa membuat keputusanadalah “The process of choosing a course of action for dealing with a problem or opportunity”. Proses pemilihan keputusan untuk kesepakatan dalam pemecahan masalah.
  •     G. R. Terry Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
  •      Harold Koontz dan Cyril O’Donnel Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
  •      Theo Haiman Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
  •      Drs. H. Malayu S.P Hasibuan Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
  •      Chester I. Barnard Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan erat kaitannya dengan pemilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah serta memperoleh kesempatan.
  
Ø  Berdasarkan kompleksitasnya keputusan organisasi dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni:

        1. Keputusan Terprogram
Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Jenis pengambilan keputusan ini juga.mengandung suatu respons otomatik terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan suatu algoritma untuk membuat keputusan rutin dan otomatik. Dalam kebanyakan organisasi terdapat kesempatan-kesempatan untuk melaksanakan pengambilan keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan prosedur pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan keputusan yang terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk tugas-tugas yang lebih penting.Contoh keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct costan, kompen atau denda karna telat melakukan pengembalian buku ke perpustakaan, pemberian cuti kepada mahasiswa karna ada suatu hal yang bermasalah, pemutusan sambungan telepon atau listrik dikarenakan terlambat melakukan pembayaran.

    Kasus yang paling mudah dilihat atau ditemukan pada keseharian kita adalah disaat kita akan meminjam buku di perpustakaan , pasti yang pertama kali kita keluarkan pada saat ingin meminjam buku ialah kartu perpustakaan , dimana berarti kita telah terdaftar sebagai anggota perpustakaan dan berhak untuk meminjam. dan disitu pun telah terdapat peraturan-peraturan yang diberitahu. Terutama  biasanya apabila kita telat pada saat pengembalian buku dan atau diluar waktu yang telah ditetapkan pada saat pengembalian buku, maka kita akan diberikan denda karna keterlambatan pengembalian buku tersebut. Dan peraturan itulah yang disebut sebagai keputusan terprogram.


     2. Keputusan Tidak Terprogram

Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan strategik.dan juga menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah-masalah yang tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses- proses pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter'parameter yang diketahui dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab m'asalah ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan, ditambah dengan bantuan sistem infofmasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram dengan baik. Perluasan fasilitas-fasilitas pabrik, pengembangan produk baru, pengolahan dan pengiklanan kebijaksanaan-kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak terprogram. Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator sekolah dan manajer organisasi lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara langsung kepada mutu informasi yang mendasari tugas ini. Contoh kasusnya: keputusan untuk membangun dan mengembangkan pabrik baru disini kita tidak mengetahu bagaimana prospek kedepannya apabila, pada saat proses pembangunan berlangsung terdapat trouble atau kendala-kendala yang pada akhirnya akan menambah pengeluaran dan memperlambat waktu penyelesaian pabrik tersebut, keputusan suatu perusahaan untuk melakukan merger karena untuk menghindari kerugian dan kepailitan.

Disadur dari:
http://heruexa.blogspot.com/2009/12/pengertian-pengambilan-keputusan.html
http://salahsambung-adet.blogspot.com/2010_01_01_archive.html