Keputusan
adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan
oleh seorang orang atau beberapa orang yang berkenaan dengan suatu
masalah. Tindakan tersebut dapat berupa kebijakan pengambilan keputusan
yang biasanya bukan merupakan keputusan tunggal, artinya keputusan
diambil dengan cara mengambil beberapa keputusan yang saling terkait
dengan masalah yang ada. Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai
pemilihan alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang
tersedia. Ada beberapa definisi teori pengambilan keputusan menurut
beberapa tokoh diantaranya sebagai berikut.
DEFINISI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENURUT BEBERAPA TOKOH:
- Fred Luthans dalam bukunya Perilaku Organisasi menyebutkan bahwa pengambilan keputusan didefinisikan secara universal sebagai pemilihan alternatif.
- Chester Barnard dalam The Function of the Executive bahwa analisis komprehensif mengenai pengambilan keputusan disebutkan sebagai suatu “proses keputusan yang merupakan teknik untuk mempersempit pilihan”.
- Sementara dalam bahanajar DR. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM bahwa membuat keputusanadalah “The process of choosing a course of action for dealing with a problem or opportunity”. Proses pemilihan keputusan untuk kesepakatan dalam pemecahan masalah.
- G. R. Terry Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
- Harold Koontz dan Cyril O’Donnel Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
- Theo Haiman Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
- Drs. H. Malayu S.P Hasibuan Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
- Chester I. Barnard Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan erat kaitannya dengan
pemilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu
masalah serta memperoleh kesempatan.
Ø Berdasarkan kompleksitasnya keputusan organisasi dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni:
1. Keputusan Terprogram
Merupakan
keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam
keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram memiliki
struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja
diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan
baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian
relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah perbandingan
tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Jenis
pengambilan keputusan ini juga.mengandung suatu respons otomatik
terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan
pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan yang besar bagi seorang
analis adalah mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau
menyediakan metode-metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang
terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan
dan dinyatakan secara jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan
selanjutnya hanyalah mengembangkan suatu algoritma untuk membuat
keputusan rutin dan otomatik. Dalam kebanyakan organisasi terdapat
kesempatan-kesempatan untuk melaksanakan pengambilan keputusan
terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan prosedur
pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan
keputusan yang terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk
tugas-tugas yang lebih penting.Contoh
keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri
rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat
dari direct costan, kompen atau denda karna telat melakukan pengembalian
buku ke perpustakaan, pemberian cuti kepada mahasiswa karna ada suatu
hal yang bermasalah, pemutusan sambungan telepon atau listrik
dikarenakan terlambat melakukan pembayaran.
Kasus yang paling mudah dilihat atau ditemukan pada keseharian kita adalah disaat kita akan meminjam buku di perpustakaan , pasti yang pertama kali kita keluarkan pada saat ingin meminjam buku ialah kartu perpustakaan , dimana berarti kita telah terdaftar sebagai anggota perpustakaan dan berhak untuk meminjam. dan disitu pun telah terdapat peraturan-peraturan yang diberitahu. Terutama biasanya apabila kita telat pada saat pengembalian buku dan atau diluar waktu yang telah ditetapkan pada saat pengembalian buku, maka kita akan diberikan denda karna keterlambatan pengembalian buku tersebut. Dan peraturan itulah yang disebut sebagai keputusan terprogram.
Kasus yang paling mudah dilihat atau ditemukan pada keseharian kita adalah disaat kita akan meminjam buku di perpustakaan , pasti yang pertama kali kita keluarkan pada saat ingin meminjam buku ialah kartu perpustakaan , dimana berarti kita telah terdaftar sebagai anggota perpustakaan dan berhak untuk meminjam. dan disitu pun telah terdapat peraturan-peraturan yang diberitahu. Terutama biasanya apabila kita telat pada saat pengembalian buku dan atau diluar waktu yang telah ditetapkan pada saat pengembalian buku, maka kita akan diberikan denda karna keterlambatan pengembalian buku tersebut. Dan peraturan itulah yang disebut sebagai keputusan terprogram.
2. Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan
ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram
tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah
yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak
dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga
terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat
menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak
terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan
dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan
ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan
perencanaan strategik.dan juga menunjukkan
proses yang berhubungan dengan masalah-masalah yang tidak jelas. Dengan
kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses- proses
pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-masalah yang kurang dapat
didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya bersifat kompleks, hanya
sedikit parameter'parameter yang diketahui dan kebanyakan parameter yang
diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab m'asalah ini
diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan,
ditambah dengan bantuan sistem infofmasi. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan keputusan tidak terprogram dengan baik. Perluasan
fasilitas-fasilitas pabrik, pengembangan produk baru, pengolahan dan
pengiklanan kebijaksanaan-kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan
perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan
keputusan-keputusan yang tidak terprogram. Sangat banyak waktu yang
dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi pemerintahan, pemimpin-pemimpin
perusahaan, administrator sekolah dan manajer organisasi lainnya dalam
menjawab masalah dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat
dihubungkan secara langsung kepada mutu informasi yang mendasari tugas
ini. Contoh
kasusnya: keputusan untuk membangun dan mengembangkan pabrik baru
disini kita tidak mengetahu bagaimana prospek kedepannya apabila, pada
saat proses pembangunan berlangsung terdapat trouble atau
kendala-kendala yang pada akhirnya akan menambah pengeluaran dan
memperlambat waktu penyelesaian pabrik tersebut, keputusan suatu
perusahaan untuk melakukan merger karena untuk menghindari kerugian dan
kepailitan.
Disadur dari:
http://salahsambung-adet.blogspot.com/2010_01_01_archive.html